Jakarta - Semakin ketatnya izin impor untuk pengadaan produk baru seperti telepon seluler, komputer genggam, dan komputer tablet bisa berdampak luas. Aturan ini bisa menghambat masuknya produk secara resmi dan malah mendorong pasokan barang dari pasar gelap alias black market.
Hal ini turut dikhawatirkan Indosat. Sebab, dengan diperketatnya izin impor ini, aktivitas pemasaran Indosat yang kerap mengandalkan bundling hasil kerja sama dengan mitra vendor ponsel juga jadi terganggu jadwal pemasarannya.
Diakui Erik Meijer, Director & Chief Commercial Officer Indosat, bundling masih menjadi salah satu program andalan Indosat untuk memperluas penetrasi smartphone. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk menggenjot pengguna data.
Nah, salah satu produk bundling yang juga tengah dipersiapkan operator itu adalah BlackBerry 10 yang akan dirilis Research In Motion (RIM) di New York, AS, pada akhir Januari ini. Namun dengan diperketatnya izin impor, Indosat pesimistis ponsel terbaru ini bisa hadir dalam waktu cepat di Indonesia.
"Delay sudah pasti, tidak diperketat saja belum tentu cepat, apalagi jika makin diperketat. Saya tidak tahu berapa lama delay-nya. Tapi yang pasti kita makin ketinggalan waktu launch, dan malah mendorong paralel import (black market)," kata Erik di gedung Indosat, Jakarta, Selasa (8/1/2013).
Seperti diketahui, Kementerian Perdagangan telah menerbitkan Permendag untuk meminimalisasi masuknya produk ponsel tidak berkualitas ke pasar di dalam negeri.
Pengaturan impor ponsel itu tertuang dalam Permendag No 82/M-DAG/PER/12/2012 tentang Ketentuan Impor Telepon Seluler, Komputer Genggam, dan Komputer Tablet.
Syarat teknis yang ditetapkan antara lain syarat pelabelan serta manual dan kartu garansi purnajual dalam bahasa Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, Kemendag, dan standar teknis dari Kementerian Kominfo.
Untuk dapat melakukan impor ketiga jenis produk tersebut, perusahaan harus mendapat penetapan importir terdaftar (IT) dan persetujuan impor (PI) telepon seluler, komputer genggam, dan komputer tablet dari Menteri Perdagangan.
"Kalau pun bisa masuk, time to market-nya pasti lebih lama. Tapi produk ini pasti laku, iPhone 5 yang telat masuk dua bulan saja masih diburu oleh konsumen di Indonesia," tandasnya.
0 comments:
Post a Comment